3Teknik dalam Menulis isu
1. Pola Penulisan Piramida Terbalik
dalam teknik melaporkan (to report), setiap jurnalis itu tidak boleh memasukkan pendapat eksklusif dalam isu yang ditulis. berita artinya laporan ihwal liputan secara apa adanya, bukan laporan tentang berita bagaimana seharusnya. Selain itu isu adalah fakta objektif. menjadi keterangan objektif, gosip wajib bebas asal intervensi siapa pun dan dari pihak mana pun. Termasuk asal kalangan jurnalis, editor, serta kaum investor media massa itu sendiri. buat menjaga prinsip objektivitas itulah, mengapa setiap jurnalis dituntut buat senantiasa bersikap jujur. dia tidak boleh memanipulasi atau merekayasa keterangan serta kebenaran. lalu beliau juga tidak boleh menambah atau mengurangi kabar yg ditemukannya.
Teori jurnalistik mengajarkan, berhubung kabar dalam bentuk aneka macam insiden yang terjadi pada global begitu poly. Sedangkan saat yg dimiliki jurnalis yakni reporter dan editor media massa sangat terbatas. Maka harus dicari cara paling praktis serta paling sederhana buat melaporkan atau menuliskan warta–kabar tersebut. Cara itu dinamakan pola piramida terbalik. disebut piramida terbalik, berarti pesan disusun secara deduktif. kesimpulan dinyatakan terlebih dahulu pada paragraf pertama. Baru kemudian disusul menggunakan penjelasan dan uraian yg lebih rinci pada paragraf-paragraf berikutnya. Paragraf pertama artinya rangkuman informasi terpenting asal seluruh rangkaian kisah info (news story). menggunakan demikian jika paragraf pertama artinya informasi sangat krusial, maka semakin kebawah menjadi kurang penting, relatif kurang krusial, tidak krusial. Rumusnya: semakin ke bawah semakin tidak penting.
berita disajikan menggunakan menggunakan pola piramida terbalik karena berpijak kepada tiga asumsi:
– Memudahkan khalayak pembaca/pemirsa yg sangat sibuk buat segera menemukan berita yang dianggapnya menarik, atau krusial diketahui, atau yang ingin dicari.
– Memudahkan reporter dan editor memotong bagian-bagian berita yg diklaim kurang krusial. Misalkan informasi terlalu panjang.
– Memudahkan para jurnalis pada menyusun pesan gosip melalui rumus baku yg sudah dikuasainya. Sekaligus menghindari kemungkinan adanya keterangan atau informasi krusial yg terlewat.
2. info Ditulis dengan Rumus 5W+1H
info ditulis dengan menggunakan rumus 5W+1H, supaya gosip itu lengkap, seksama, serta sekaligus memenuhi standar teknis jurnalistik. ialah, info itu mudah disusun pada pola yang telah standar, serta praktis serta cepat dipahami isinya sang pembaca, pendengar, atau pemirsa. pada setiap insiden yg dilaporkan. wajib ada enam unsur dasar yakni apa (what), siapa (who), kapan (when), dimana (where), dan bagaimana (how).
What berarti insiden apa yg akan dilaporkan pada khalayak. Who berarti siapa yang menjadi pelaku dalam peristiwa isu itu. When berarti kapan peristiwa itu terjadi: tahun, bulan, minggu, hari, jam, mnt. Where berarti dimana insiden itu terjadi. Why berarti mengapa peristiwa itu hingga terjadi. How berarti bagaimana jalannya peristiwa atau bagaimana cara menanggulangi insiden tadi. Keenam unsur itu dinyatakan dalam kalimat yg ringkas, jelas, dan menarik. dengan demikian khalayak pembaca, pendengar, atau pemirsa tinggal ‘menyantapnya’ saja. Jika masih tertarik dan mempunyai relatif ketika. Mereka bisa membaca paragraf-paragraf berikutnya asal yg krusial sampai ke yang sama sekali tidak penting.
dalam konteks Indonesia, para praktisi jurnalistik kerap menambahkan satu unsur lagi yaitu safety (paling aman, S), sebagai akibatnya rumusnya menjadi 5W1H(1S). Maksudnya, info apa pun yang disiarkan, diyakini tidak akan menyebabkan dampak negatif bagi media massa bersangkutan serta bagi rakyat, dan pemerintah. berita surat liputan dan televisi contohnya senantiasa merujuk di formula 5W1H(1S) itu menggunakan pertimbangan khalayak pemirsa yang dilayaninya heterogen.
3. panduan Penulisan Teras info
pada anatomi berita sebagaimana terlihat dalam gambar pada puncak piramida. Kita menemukan judul (headline), disusul baris tanggal (date line), teras gosip (lead), perangkai (bridge), tubuh (body), dan kaki informasi (leg). berdasarkan teori jurnalistik, judul harus mencerminkan pokok info sebagaimana tertuang dalam teras berita. Judul yang baik wajib diambil dari teras isu serta tidak boleh asal tubuh apalagi sampai berasal kaki isu. Sedangkan teras isu yg baik harus mencerminkan keseluruhan uraian isi info.
panduan Penulisan Teras gosip
Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) menyebutkan secara rinci dalam sepuluh pedoman penulisan teras isu:
– Teras gosip yang menempati alinea/pargraf pertama wajib mencerminkan pokok terpenting berita. Alinea itu terdiri atas lebih satu kalimat, akan tetapi sebaliknya jangan melebihi tiga kalimat.
– dengan mengingat sifat bahasa Indonesia, teras gosip jangan mengandung lebih berasal 30-45 perkataan. bila teras isu singkat, misalnya terdiri atas 45 perkataan/kurang berasal itu, maka hal itu lebih baik.
– Teras gosip harus ditulis dengan baik sebagai akibatnya: (1) simpel ditangkap, cepat dimengerti, praktis diucapkan, dan diingat. (2) kalimatnya singkat, sederhana susunannya, dengan mengindahkan bahasa baku, serta ekonomi bahasa, jadi menjauhkan istilah–istilah mubazir. (3) kentara melaksanakan ketentuan satu gagasan pada satu kalimat. (4) tidak mendomplengkan/memuatkan sekaligus unsur 3A dan 3M (apa, siapa, mengapa, bilamana, pada mana, bagaimana). (lima) dibolehkan memuat lebih berasal satu unsur 3A-3M.
– Hal-hal yang tidak begitu mendesak, namun berfungsi menjadi penambah atau pelengkap keterangan hendaknya dimuat pada badan informasi.
– Berikan unsur apa dalam ungkapan kalimat sesingkat mungkin yang menyimpulkan atau mengintisarikan insiden yg diberitakan.
– Selain itu dalam teras info ada unsur siapa. tetapi apabila unsur siapa itu tak menonjol maka sebaiknya jangan digunakan pada permulaan isu.–
– jarang menggunakan unsur bilamana di permulaannya. karena unsur ketika sporadis adalah bagian yg menonjol dalam suatu peristiwa.
– Urutan unsur pada teras isu usahakan unsur kawasan dahulu, kemudian disusul sang unsur ketika.
– Unsur bagaimana serta mengapa diuraikan pada badan informasi, jadi tidak pada teras informasi.
– Selain itu teras informasi bisa dimulai dengan kutipan pernyataan seorang, asalkan kutipan itu bukan kalimat yang panjang.