Kepuasan konsumen pula dilandaskan adanya teori kepuasan (the Expectancy Disconfirmation model), yaitu model yang mengungkapkan proses terbentuknya kepuasan atau ketidakpuasan konsumen. yang mana menjadi akibat perbandingan antara asa konsumen sebelum pembelian menggunakan yang didapatkan selesainya melakukan pembelian. Dimana, yang akan terjadi perbandingan tersebut dapat dikelompokkan sebagai disconfirmation serta confirmation. Teori ini dikemukakan sang seseorang pakar ekonomi, Sumarwan
perbedaan Teori
1. Positive disconfirmation, terjadi Bila kinerja sesungguhnya (actual performance) lebih akbar berasal asa (performance expectation) konsumen.
2. Simple confirmation, terjadi Jika kinerja sesungguhnnya sama dengan harapan konsumen.
3. Negative disconfirmation, terjadi Bila kinerja sesungguhnya lebih kecil daripada asa konsumen.
pada penerapannya, ada enam teori kepuasan konsumen. Dimana teori ini terstruktur dalam 3 perspektif pokok, yaitu perspektif psikologi, perspektif ekonomi, serta perspektif sosiologi.
Perspektif psikologi terdiri dari cognitive dissonance theory, contrast theory, assimilation contrast theory, serta adaptation level theory. ad interim yg termasuk pada perspektif ekonomi merupakan utility theory. serta yang termasuk dalam perspektif sosiologi artinya alienation theory.
Macam-macam Teori Kepuasan Konsumen
Dimulai berasal perspektif psikologi, diantaranya ialah:
1. Cognitive Dissonance Theory
Cognitive dissonance theory adalah teori yg berkata bahwa konsumen berusaha menekan disonansi, yg artinya kesenjangan atau perbedaan antara ekspektasi asal kinerja produk barang atau jasa. Diskonfirmasi negatif terwujud waktu kinerja produk lebih jelek dibandingkan dengan ekspektasi konsumen.
sebaliknya, akan positif Jika kinerja produk lebih indah daripada ekspektasi pelanggan. Teori ini memandang kepuasan konsumen sebagai evaluasi yang menyampaikan yang akan terjadi dimana pengalaman atau kinerja yg dipersepsikan sebaiknya sama baiknya dengan yg dibutuhkan oleh pelanggan.
2. Contrast Theory
Contrast theory memiliki arti yang berkebalikan menggunakan cognitive dissonance theory. Dimana di contrast theory, tak menekan disonansi tetapi justru memperbesar perbedaan antara ekspektasi dengan kinerja produk barang atau jasa. Jika kinerja produk yang dibeli konsumen melampaui ekspektasi, maka konsumen akan merasa puas.
sebaliknya, Jika kinerja produk pada bawah ekspektasi, maka konsumen akan merasa tidak puas. Teori ini secara implisit mengatakan bahwa konsumen sangat sensitive terhadap ekspektasi yang tidak terpenuhi serta bisa bereaksi secara hiperbola menggunakan sendirinya.
3. Assimilation Contrast Theory
Teori assimilation contrast theory berpendapat bahwa konsumen mungkin mendapatkan penyimpangan atau deviasi dari ekspektasinya dalam batas tertentu. Bila produk, baik barang ataupun jasa, dibeli dan dikonsumsi oleh konsumen, tidak terlalu tidak sinkron dengan apa yang diharapkan, maka kinerja produk akan diasimilasi atau diterima serta produk yg bersangkutan akan dinilai secara positif alias dievaluasi memuaskan.
namun, Bila kinerja produk melampaui zona penerimaan konsumen, maka disparitas yg terdapat akan dikontraskan sebagai akibatnya tampak lebih akbar berasal sesungguhnya. Teori ini menyebutkan kepuasan pelanggan menggunakan menggunakan 2 teori sebelumnya.
dalam perkara taraf diskonfirmasi ekspektasi serta kinerja yang moderat, konsumen akan berperilaku sinkron menggunakan cognitive dissonance theory. namun, Jika tingkat diskonfirmasinya tinggi melampaui zona penerimaan, maka konsumen akan berperilaku sesuai menggunakan contrast theory. yg mengembang – besarkan disparitas antara ekspektasi dan kinerja produk.
4. Adaptation Level Theory
Adaptation level theory berpendapat bahwa individu hanya mempersepsikan sebuah stimulus berdasarkan baku yg diubahsuaikan olehnya serta standar tersebut bergantung pada persepsi terhadap stimulus, konteks, ciri psikologis, serta fisiologis organisme.
tingkat adaptasi yang telah terbentuk sebagai penentu evaluasi berikutnya serta memastikan bahwa setiap penyimpangan positif juga negatif tetap berada di rentang posisi original individu yg bersangkutan. Satu – satunya yang dapat mengubah penilaian akhir hanyalah kekuatan akbar di taraf adaptasi.
standar pembanding taraf adaptasi bagi kinerja produk ialah ekspektasi konsumen. sementara kekuatan principal yang menyebabkan defleksi positif atau negatif berasal taraf adaptasi artinya peranan berasal diskonfirmasi.
5. Utility Theory
Utiliry theory merupakan theory yang termasuk pada cakupan ekonomi. yang mengemukakan bahwa utility theory di prinsipnya serius di cara konsumen pada memilih dan menghasilkan keputusan berdasarkan preferensi dan penilaiannya terhadap nilai eksklusif. Teori ini mempunyai unsur pokok berupa hubungan antara preferensi serta indiferensi individu terhadap serangkaian alternatif produk, merek, dan pemasok.
Hal ini didasarkan pada sejumlah asumsi, antara lain:
–perkiraan connectivity, yaitu semua cara lain saling terkait sehubungan dengan rekanan antara preferensi dan indiferensi.
–perkiraan consistency, ialah rekanan preferensi antara dua alternative tidak bisa diubah pada titik waktu eksklusif.
–perkiraan transitivity, yaitu Bila terdapat tida alternatif, misal A, B, serta C. Dimana, tiga cara lain ini dipertimbangkan serta Jika konsumen lebih menyukai A, maka serangkaian alternatif bisa diberi peringkat sinkron menggunakan preferensi konsumen. serta peringkat inilah yang menentukan taraf kepuasan konsumen terhadap suatu produk.