Skip to content
Inovatif, Profesional dan Berkepribadian
facebook
youtube
instagram
EnglishIndonesian
Ilmu Komunikasi-Program studi terbaik di Sumatera Utara
Help Desk 081269419190
Email Support isipol@uma.ac.id
Location Jl. Kolam No. 1 Medan Estate
  • BERANDA
  • PROFIL
    • AKREDITASI
    • Fungsionaris
    • Struktur Organisasi
    • Visi & Misi
    • KERJASAMA
  • AKADEMIK
    • INFORMASI AKADEMIK
      • AKADEMIK ONLINE
      • E-LEARNING
      • Jurnal
      • Lapor AOC
      • Dosen Penasehat Akademik
    • JADWAL AKADEMIK
      • Jadwal Kuliah
      • JADWAL PRAKTIKUM
      • Jadwal Seminar Dan Sidang
      • Jadwal UTS
      • Jadwal UAS
      • Jadwal Semester Antara
      • Jadwal Wisuda
    • KALENDER AKADEMIK
    • Kurikulum
      • SEMESTER I
      • SEMESTER II
      • SEMESTER III
      • SEMESTER IV
      • SEMESTER V
      • SEMESTER VI
      • SEMESTER VII
      • SEMESTER VIII
  • AKTIVITAS PRODI
    • KEGIATAN PRODI
    • PRESTASI PRODI
  • MAHASISWA
    • BEASISWA
      • Beasiswa KIP – Kuliah
      • Beasiswa Bank Indonesia (BI)
      • Beasiswa UKT/SPP Mahasiwa
      • Beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik (PPA)
      • Beasiswa YPHAS (Rangking SLTA/Sederajat)
      • Beasiswa YPHAS (Bersaudara Kandung & Anak Dosen / Karyawan)
    • SISTEM INFORMASI
      • Data Mahasiswa
      • Blog Mahasiswa
      • Jurnal Mahasiswa
      • AOC
      • E-Learning
      • APIK
      • Kuota
      • OPAC
      • WEBMAIL
      • SiProdi
    • Prestasi Mahasiswa
  • DOSEN
    • Dosen Prodi
    • Blog Dosen
    • Aktivitas Dosen
    • Prestasi Dosen
    • Jurnal Dosen
    • AOC
    • RKTS
    • RPS
    • TKTD
    • E-Learning
    • OPAC UMA
    • WEBMAIL
  • ARSIP
    • Dokumen Prodi
    • Pengumuman
  • ALUMNI
    • TRACER STUDY
    • DATA ALUMNI
    • LAYANAN ALUMNI
  • LABORATORIUM
    • infomasi Laboratorium
    • Aplikasi Laboratorium
  • HUBUNGI KAMI

Berkomunikasi Secara Efektif Dengan Anak

Home > Artikel > Berkomunikasi Secara Efektif Dengan Anak

Berkomunikasi Secara Efektif Dengan Anak

Posted on July 23, 2021July 23, 2021 by fisipol
0

Penelitian menunjukkan bahwa hubungan orang tua-anak yang terbaik ditandai dengan komunikasi dan interaksi yang positif. Orang tua dan anak-anak dengan hubungan yang sehat berkomunikasi secara teratur tentang banyak hal yang berbeda, tidak hanya ketika ada konflik. Para peneliti percaya bahwa ketika orang dewasa tetap berhubungan dengan anak-anak melalui perhatian dan percakapan, anak-anak mungkin cenderung tidak bertindak atau berperilaku dengan cara yang menciptakan konflik atau memerlukan disiplin.

(terbuka di jendela baru)Berkomunikasi dengan anak-anak dari berbagai usia

Mendorong cerita keluarga

Anak-anak senang mendengar dan bercerita. Orang dewasa dapat mendorong anak-anak dan orang tua untuk berbagi cerita keluarga mereka. Mendongeng adalah cara universal bagi keluarga untuk mewariskan sejarah penting dari generasi ke generasi. Dari mendengar cerita keluarga, anak-anak belajar tentang identitas keluarga mereka serta keyakinan dan harapan yang membuat keluarga mereka unik. Pengalaman-pengalaman ini mendorong anak-anak untuk menggunakan imajinasi mereka untuk membuat gambar visual kerabat dari masa lalu dan jauh. Mendongeng juga mendekatkan orang dewasa dan anak-anak dan menciptakan peluang bagus untuk keintiman dan membangun hubungan. Mintalah anak-anak dan keluarga yang Anda sayangi untuk membagikan beberapa kisah mereka.

Diambil dari: Stone, E. 1988. Kambing hitam dan sepupu berciuman: Bagaimana kisah keluarga membentuk kita. New York: Buku Penguin

Komunikasi yang efektif dengan anak membutuhkan gaya dan perilaku yang sesuai dengan usia anak. Menghargai interaksi dengan anak-anak membutuhkan pemahaman tentang bagaimana anak-anak dari berbagai usia berkomunikasi dan apa yang mereka suka bicarakan. Orang dewasa harus berkomunikasi dengan cara yang sesuai dengan usia dan minat anak.

Bayi: lahir hingga 12 bulan

Bayi berkomunikasi dengan coos, gurgles and grunts, ekspresi wajah, tangisan, gerakan tubuh seperti memeluk atau melengkungkan punggung, gerakan mata, dan gerakan lengan dan kaki. Kenali tanda-tanda ini dan dorong upaya bayi untuk berkomunikasi:

  • Cepat tanggapi komunikasi bayi (misalnya, menghibur bayi yang menangis, tersenyum pada bayi yang tersenyum, rileks jika bayi menoleh ke samping).
  • Berikan makna untuk upaya komunikasi bayi (misalnya, “Kamu menangis, jadi aku tahu sudah waktunya untuk botolmu.” “Kamu tersenyum; kamu suka ketika aku menggelitik kakimu!”).
  • Gunakan nyanyian nyanyian, nada suara bernada tinggi, ekspresi wajah yang berlebihan dan mata terbuka lebar saat berinteraksi dengan bayi kecil. Jenis perilaku ini menarik perhatian bayi dan membantu mereka untuk tetap fokus dalam berinteraksi.
  • Manfaatkan waktu saat Anda dan bayi saling berhadapan (misalnya, saat mengganti popok, menyusu, waktu makan) dan berbicara, bernyanyi, atau dengan lembut menggelitik bayi. Bayi terpesona oleh wajah orang dewasa dan senang melihat mereka ketika mereka dekat.
  • Perhatikan gaya bayi dalam mengekspresikan emosi, tingkat aktivitas yang disukai dan kecenderungan untuk bersosialisasi. Beberapa bayi pendiam, jeli dan lebih menyukai interaksi orang dewasa yang jarang. Bayi lainnya emosional, aktif dan mencari perhatian dan interaksi orang dewasa yang berkelanjutan. Mengenali kepribadian unik setiap bayi akan membuat komunikasi yang efektif menjadi lebih mudah.

Balita: 12 hingga 36 bulan

Balita berkomunikasi dengan kombinasi gerak tubuh dan gerutuan, kalimat satu dan dua kata, ekspresi emosi positif dan negatif, dan gerakan tubuh. Kenali tanda-tanda ini dan dorong upaya balita untuk berkomunikasi:

  • Tanggapi dengan cepat dan dapat diprediksi upaya komunikatif balita (misalnya, “Kamu menunjuk ke lemari es; apakah sudah waktunya minum jus?” “Bah-bah, itu berarti kamu menginginkan selimutmu, bukan?”).
  • Perluas komunikasi satu dan dua kata balita, dan buat kalimat di sekitar kata-kata mereka (misalnya, “Panas, itu benar, pizzanya panas.” “Biru, celanamu biru dengan garis-garis putih, bukan?” “Lakukan lagi? Oke, saya akan mendorong Anda lagi di ayunan.”).
  • Buat buku harian kata di mana Anda merekam kata-kata baru balita. Bagikan buku harian dengan orang dewasa lain sehingga mereka akan menggunakan kata-kata itu dalam percakapan dengan balita.
  • Beri balita satu arah pada satu waktu, dan berikan peringatan sebelum transisi (misalnya, “Kita akan berangkat ke rumah nenek dalam lima menit.” Lima menit berlalu. “Oke, waktunya bersiap-siap, ambil mantelmu dari kamar tidur .”).
  • Beri label emosi balita (misalnya, “Ketika Anda jatuh dan terluka, Anda merasa sedih.” “Bermain dengan sepupu Anda, Mary, membuat Anda bahagia!”).
  • Manfaatkan rutinitas sehari-hari dan bicarakan dengan anak-anak melalui urutan di mana hal itu terjadi (misalnya, “Pertama kita masukkan air hangat ke dalam bak mandi. Kemudian Anda menanggalkan pakaian Anda dan masuk!”).
  • Selama bermain dengan balita, ikuti petunjuk mereka dan biarkan mereka menciptakan permainan. Jelaskan untuk balita apa yang mereka lakukan selama bermain dan biarkan mereka memiliki kendali (misalnya, “Oh, Anda mengendarai mobil ke atas sofa, sekarang mobil itu jatuh ke lantai! Ini dia truk untuk membawa mobil ke garasi.” ).
  • Saat memberi tahu balita yang lebih besar apa yang Anda inginkan, jelaskan kepada balita mengapa Anda menginginkan sesuatu terjadi (misalnya, “Janey, saya menyuruh Anda untuk mengambil balok Anda dan menyimpannya. Saya tidak ingin ada orang yang tersandung dan jatuh di atasnya. “).

Anak-anak prasekolah: 3 hingga 6 tahun

Anak-anak prasekolah mulai berbicara dengan kalimat lengkap yang secara tata bahasa benar. Anak-anak prasekolah muda mungkin kesulitan menceritakan kisah dalam urutan yang benar, tetapi mengurutkan peristiwa dari sebuah cerita menjadi jauh lebih mudah pada usia 6 tahun.

Anak-anak prasekolah suka berbicara tentang pengalaman masa lalu mereka. Mereka bereksperimen dengan permainan pura-pura dan fantasi, dan mereka terkadang berbicara tentang pengalaman imajiner.

Pada usia ini, anak-anak mulai mengenali hubungan antara kata-kata lisan dan tulisan. Mereka sering mengenali rambu lalu lintas dan rambu restoran tanpa diberi tahu apa yang mereka katakan secara harfiah.

Anak-anak prasekolah sering berbicara sendiri ketika bermain dan mengerjakan tugas-tugas seperti teka-teki atau kegiatan seni. Kenali tanda-tanda ini dan dorong upaya anak dalam berkomunikasi:

  • Ajukan pertanyaan kepada anak-anak prasekolah tentang peristiwa masa lalu; menyelidiki detail dan memberikan kata-kata baru untuk meningkatkan deskripsi pengalaman. (Misalnya, “Dengan siapa kamu bermain hari ini? Apa yang kamu lakukan bersama?”)
  • Dorong anak-anak prasekolah untuk berbicara tentang perasaan mereka — baik positif maupun negatif — dan diskusikan kemungkinan penyebab emosi tersebut.
  • Ciptakan kesempatan bagi anak-anak prasekolah untuk terlibat dalam fantasi dan permainan pura-pura, baik sendiri atau bersama teman. (Misalnya, berpura-pura memandikan bayi, mengurus rumah, atau bermain astronot)
  • Berikan kesempatan kepada anak-anak prasekolah untuk mengalami hubungan antara kata yang diucapkan dan kata-kata tertulis. (misalnya, beri label pada bagian lingkungan fisik yang familier, mintalah anak-anak bercerita dan menuliskannya kepada Anda, biarkan anak-anak menulis cerita mereka sendiri atau catatan terima kasih, mintalah anak-anak mengumpulkan benda-benda dari lingkungan termasuk kata-kata yang dapat mereka baca)
  • Ketika anak-anak prasekolah berbicara kepada diri mereka sendiri, biarkan saja. Self-talk membantu anak-anak prasekolah fokus pada apa yang mereka lakukan.

Usia sekolah: 6 hingga 12 tahun

Anak usia sekolah berbicara dengan kalimat lengkap. Sama seperti orang dewasa, mereka mengajukan lebih banyak pertanyaan, menghubungkan pengalaman masa lalu dengan detail yang jelas dan mencari lebih banyak informasi dan pembenaran untuk apa adanya.

Mereka dapat memahami dan berbicara tentang perspektif orang lain dan mulai mengenali pengaruh perilaku mereka terhadap orang lain. Anak-anak usia sekolah dapat menangani lebih banyak informasi sekaligus dan dapat secara efektif terlibat dalam penetapan tujuan dan pemecahan masalah dengan bantuan orang dewasa.

Pada usia ini, anak-anak menghabiskan lebih banyak waktu untuk berbicara dan bermain dengan teman sebaya dan teman. Kenali tanda-tanda ini dan dorong upaya anak dalam berkomunikasi:

  • Ikuti terus aktivitas, kesukaan, ketidaksukaan, dan hubungan teman sebaya anak usia sekolah dengan berbicara kepada mereka. Teman sebaya sangat penting pada tahap ini, dan orang dewasa dapat terus mendapat informasi tentang hubungan anak-anak mereka dengan berbicara secara teratur dengan anak-anak.
  • Bantu anak-anak usia sekolah menetapkan tujuan dan memecahkan masalah (“Jika Anda harus pergi ke Pramuka sore ini, mari bicarakan kapan Anda dapat mengerjakan pekerjaan rumah Anda.”). Luangkan waktu untuk mendiskusikan strategi dan solusi, dan mintalah anak berbicara tentang kemungkinan hasil.
  • Saat mengoreksi perilaku, berikan penjelasan yang tenang untuk preferensi Anda. Memberi alasan membantu anak memahami implikasi dari perilakunya terhadap orang lain (misalnya, jika anak Anda menggoda anak lain karena mereka memakai kacamata, jelaskan bahwa memakai kacamata membantu anak untuk melihat lebih baik dan ingatkan mereka bahwa menggoda dapat menyakiti perasaan orang lain).
  • Dorong anak-anak untuk berbicara tentang perasaan mereka dan kemungkinan alasan untuk emosi mereka.
  • Bantu anak-anak mempelajari keterampilan manajemen konflik. Hubungan teman sebaya menjadi lebih penting pada usia ini, sehingga konflik antara anak-anak kemungkinan akan muncul. Bantu anak-anak belajar bagaimana mengelola konflik secara efektif sambil menjaga hubungan teman sebaya. Lakukan interaksi teman sebaya yang berpura-pura dengan anak-anak untuk menunjukkan bagaimana konflik dapat diselesaikan, tergantung pada bagaimana anak-anak menangani situasi tersebut.

Remaja: 12 hingga 18 tahun

Remaja tertarik untuk berbicara secara mendalam tentang diri mereka sendiri dan tentang hubungan mereka dengan orang lain. Mereka ingin memahami siapa mereka dan apa yang orang lain pikirkan dan rasakan tentang mereka. Anak-anak pada usia ini ingin berbicara tentang bagaimana mereka berbeda dari orang tua mereka, dan mereka mulai menyadari bahwa orang tua mereka adalah orang yang tidak sempurna.

Masa remaja adalah saat ketika anak-anak biasanya bertindak lebih negatif dan memiliki lebih banyak konflik dengan orang tua mereka, dan mereka menghabiskan lebih banyak waktu sendirian dan dengan teman-teman mereka dan lebih sedikit waktu dengan keluarga mereka. Kenali tanda-tanda ini dan dorong upaya remaja untuk berkomunikasi:

  • Peka dan tanggap terhadap pengalaman remaja. Setiap remaja sedang mengalami perubahan sosial dan fisik yang besar; berlatih menempatkan diri Anda di tempat mereka ketika Anda menemukan diri Anda tidak setuju atau tumbuh tidak sabar.
  • Gunakan percakapan sebagai kesempatan untuk mengikuti aktivitas dan hubungan remaja. Tetap tertarik, dan ajukan pertanyaan dengan lembut serta cari penjelasan atas perilaku mereka.
  • Meskipun remaja berjuang untuk kemandirian dan pemisahan dari keluarga, Anda dapat mempertahankan hubungan terbaik dengan memberikan keseimbangan antara mengharapkan tanggung jawab pribadi dari mereka dan menawarkan dukungan yang konsisten.
  • Jadilah fleksibel. Berusaha memahami perspektif remaja terlebih dahulu sebelum mencoba memahami diri sendiri. Mempertahankan hubungan orang dewasa-anak mungkin adalah hal yang paling membantu yang dapat Anda lakukan untuk mendukung remaja selama tahun-tahun ini.
  • Ketahuilah bahwa mereka sedang mengembangkan ide-ide yang mungkin berbeda dari Anda sendiri. Kecuali jika ide-ide ini menempatkan remaja dalam bahaya membahayakan diri sendiri atau orang lain, terimalah keyakinan mereka sebagai contoh perkembangan individualitas mereka.

Baja Juga :7 Tips Komunikasi Efektif dengan Anak

Post Views: 2,669

PIMPINAN PROGRAM STUDI


Dekan Fakultas ISIPOL
Dr. Effiati Juliana Hasibuan, M.Si



Wakil Dekan Bidang Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
Dr. Nadra Ideyani Vita, M.Si



Wakil Dekan Bidang Inovasi, Kemahasiswaan dan Alumni
Dr. Dedi Sahputra, MA



Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi
Agnita Yolanda, B.Comm, M.Sc



Sekretaris Program Studi Ilmu Komunikasi
Angga Tinova Yudha, M.I.Kom


ARTIKEL TERBARU

  • Pengertian Cyber Crime Secara Umum Dalam Dunia Teknologi
  • Kelebihan Oracle Beserta Fungsinya dalam mengolah Database
  • Pengertian Oracle Beserta Sejarah Terbentuknya Hingga Mendunia
  • Alibaba Cloud Sebut Adanya Kemungkinan Data Center Baru di Indonesia
  • Microsoft Ciptakan Chip Buatan Sendiri yang Mendukung Layanan Cloud Computing Azure

INFO AKADEMIK

KAITAN UMA

Peta Lokasi

KAMPUS I
Jalan Kolam Nomor 1 Medan Estate / Jalan Gedung PBSI, Medan 20223
(061) 7360168, 7366878, 7364348. Call Canter : 0811-6013-888
(061) 7368012
univ_medanarea@uma.ac.id
KAMPUS II
Jalan Sei Serayu Nomor 70 A / Jalan Setia Budi Nomor 79 B, Medan 20112
(061) 8225602, 8201994 HP : 0811 607 259
(061) 8226331
isipol@uma.ac.id

STATISTIK PENGUNJUNG WEB

  • 7
  • 6,073
  • 1,251
  • 87,411
  • 3,234,510
  • 1,478,265
Copyright 2023 © by PDAI Universitas Medan Area
↑
↓