Ketika wabah seperti virus corona atau Ebola mengancam menjadi pandemi, orang sering panik. Maklum, semua orang ingin tahu cara tetap aman, dan mau tidak mau, mitos dan informasi yang salah bisa menyebar. Pada saat-saat seperti itu, pentingnya komunikasi kesehatan menjadi sangat jelas.
Komunikasi yang efektif membantu orang mempelajari langkah-langkah perlindungan untuk membatasi paparan penyakit, mematahkan mitos seperti pengering rambut yang mampu membunuh virus corona, dan memungkinkan administrasi untuk memberi tahu petugas kesehatan tentang hak, peran, dan tanggung jawab mereka.
Namun, kesehatan masyarakat tidak bergantung pada komunikasi yang efektif hanya selama keadaan darurat. Komunikasi kesehatan juga dapat mempromosikan perilaku dan pilihan yang dapat berdampak positif pada kesejahteraan umum dan kehidupan sehari-hari masyarakat.
Tidak peduli seberapa penting pesannya, tanpa komunikator ahli di bidang kesehatan masyarakat, pesan itu mungkin tidak mencapai individu dan komunitas yang membutuhkannya. Mengembangkan pemahaman yang jelas tentang apa itu komunikasi kesehatan dapat membantu profesional kesehatan masyarakat yang ingin mempromosikan perilaku sehat dalam skala lokal atau global.
Apa itu Komunikasi Kesehatan?
Bagaimana profesional kesehatan masyarakat meyakinkan orang untuk mengambil tindakan yang dapat membuat mereka tetap sehat? Meskipun tidak ada pendekatan tunggal yang dapat mencapai tatanan tinggi ini, pendidikan dan advokasi memainkan peran penting, dan keduanya bergantung pada komunikasi kesehatan untuk bekerja secara efektif.
Komunikasi kesehatan adalah bidang studi yang mengkaji bagaimana penggunaan strategi komunikasi yang berbeda dapat membuat orang mendapat informasi tentang kesehatan mereka dan mempengaruhi perilaku mereka sehingga mereka dapat hidup lebih sehat. Ini menarik dari banyak teori dan disiplin ilmu, termasuk teori kognitif dan komunikasi sosial, pemasaran, dan hubungan masyarakat.
Pakar kesehatan masyarakat mengakui komunikasi kesehatan sebagai hal penting untuk program kesehatan masyarakat yang membahas pencegahan penyakit, promosi kesehatan, dan kualitas hidup. Ini dapat memberikan kontribusi penting untuk mempromosikan dan meningkatkan kesehatan individu, komunitas, dan masyarakat.
Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS menguraikan cara-cara kritis komunikasi kesehatan dapat mencerahkan orang. Selain meningkatkan kesadaran tentang masalah atau solusi kesehatan, juga dapat mengubah norma sosial dengan mempengaruhi sikap. Misalnya, kampanye komunikasi kesehatan telah membantu mengurangi stigma seputar HIV dan AIDS, sehingga lebih mudah meyakinkan orang untuk melakukan tes.
Komunikasi kesehatan dapat menggambarkan keterampilan yang sehat, seperti melakukan pemeriksaan payudara sendiri setiap bulan, serta menunjukkan manfaat dari mengadopsi perilaku baru yang lebih sehat. Misalnya, kampanye Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit yang menampilkan kisah nyata orang-orang tentang hidup dengan penyakit yang berhubungan dengan merokok mendorong banyak orang untuk berhenti merokok.
Tips Kampanye Komunikasi Kesehatan yang Efektif
Kampanye komunikasi kesehatan membantu mendidik orang tentang masalah kesehatan tertentu, serta memengaruhi audiens untuk mengadopsi perilaku yang lebih sehat. Mereka biasanya bertujuan untuk mempengaruhi khalayak yang besar dan membutuhkan sumber daya yang cukup besar dan kemitraan organisasi. Namun, upaya yang diperlukan untuk meluncurkannya dapat membuahkan hasil. Dengan mengikuti strategi yang tepat dan mengingat tip tertentu, profesional kesehatan masyarakat yang meluncurkan kampanye komunikasi kesehatan dapat mencapai kesuksesan.
1. Ketahui Masalahnya
Sebelum membuat tujuan atau rencana, penting untuk mengembangkan pemahaman berlapis tentang masalah ini. Mulailah dengan menilai masalah kesehatan, memecahnya oleh siapa yang terpengaruh dan bagaimana. Kemudian mengidentifikasi semua komponen solusi. Pengumpulan dan analisis informasi ini memungkinkan penetapan tujuan yang bijaksana dan realistis.
2. Perjelas Tujuan Kampanye
Kampanye yang sukses dimulai dengan kejelasan dan fokus. Itu berarti pertama-tama mengidentifikasi tujuan yang lebih besar dan kemudian mempersempit tujuan spesifik untuk mencapainya. Tujuan hanya untuk meningkatkan kesadaran terlalu kabur.
3. Kenali Audiens yang Dituju
Sebelum membuat materi atau rencana apa pun, identifikasi audiens dan subkelompok di dalamnya. Dari sana, pelajari sebanyak mungkin tentang audiens, termasuk informasi tentang sikap, kepercayaan, perilaku, lingkungan sosial, dan lingkungan fisik.
Riset pasar terbukti bermanfaat dalam memperoleh wawasan ini dan juga dapat membantu memperkirakan hambatan apa yang dapat mencegah orang mengubah perilaku. Saat menargetkan lebih dari satu audiens, analisis masing-masing satu per satu.
4. Gunakan Teori dan Model
Teori dan model berkontribusi pada setiap tahap proses kampanye dengan menjawab pertanyaan kunci tentang mengapa ada masalah, siapa yang menjadi sasaran, informasi apa yang dibutuhkan, dan strategi mana yang dapat memberikan dampak terbesar. Teori dan model juga dapat membantu tim kampanye menentukan tujuan dan pendekatan, mengembangkan materi, dan merancang alat evaluasi.
5. Buat Pesan Secara Strategis
Gunakan strategi berbasis penelitian untuk membentuk pesan dan materi kampanye. Kemudian, jelajahi saluran yang paling berpengaruh berdasarkan riset pasar. Selain televisi, radio, dan majalah, kampanye harus memanfaatkan media sosial dan digital, termasuk podcast dan blog. Jika perlu, mendistribusikan produk gratis atau dengan harga lebih murah yang terkait dengan masalah kesehatan akan berdampak.
6. Pertimbangkan Pro dan Kontra Kemitraan
Banyak kampanye komunikasi kesehatan membentuk kemitraan dengan organisasi lain untuk mencapai tujuan mereka. Sebelum membuat keputusan ini, pertimbangkan keuntungan (misalnya, sumber daya tambahan, keahlian tambahan, dan kredibilitas lebih) dan kelemahan (misalnya, kompromi yang tidak diinginkan dan kontrol yang lebih sedikit). Setelah memutuskan untuk membentuk kemitraan, tetapkan pedoman yang jelas mengenai peran, dll.
7. Menguji Bahan
Sebelum peluncuran, uji materi komunikasi dengan orang-orang yang mewakili audiens target. Ini akan memberi Anda wawasan berharga tentang seberapa efektif kampanye tersebut. Lakukan revisi berdasarkan umpan balik audiens untuk memperkuat materi kampanye Anda.
8. Sebarkan Firman
Perhatian dan publisitas membantu memastikan kampanye yang sukses. Pertimbangkan cara untuk menarik minat pada peluncuran kampanye, seperti mengadakan acara komunitas, mempromosikan kampanye di media sosial, atau membagikan kampanye dengan outlet media lokal.
9. Pantau Keberhasilan
Setelah menerapkan kampanye, mulailah mengevaluasinya. Ini melibatkan pelacakan paparan audiens, menilai reaksi, dan menyesuaikan seperlunya. Evaluasi proses menawarkan wawasan tentang sejauh mana kampanye telah mematuhi rencana, dan evaluasi hasil membantu menunjukkan seberapa efektif pesan kampanye menjangkau audiens yang dituju. Informasi ini harus memandu profesional kesehatan masyarakat dalam membuat perubahan yang diperlukan.
10. Mengatasi Kendala Anggaran
Meski menghadapi keterbatasan dana, kampanye tetap harus menetapkan tujuan, menilai audiens, dan pretest. Mengabaikan salah satu langkah ini dapat mencegah keberhasilan kampanye sebelum dimulai. Untuk mengatasi kendala anggaran, berkolaborasi dengan mitra untuk mengumpulkan sumber daya, bekerja dalam skala yang lebih kecil, meminta bantuan sukarelawan, dan mengurangi biaya pengembangan dengan mengikuti contoh yang dibuat oleh kampanye yang berhasil.