karena memiliki keunikan tersendiri, maka ciri produk destinasi pariwisata harus menjadi bahan pertimbangan tersendiri bagi para pemasar menjadi acuan dasar pada merumuskan kebijakan pemasarannya. ciri produk destinasi pariwisata tadi bisa diuraikan kedalam beberapa hal sebagai berikut:
1. harus bisa dikunjungi atau didatangi
Produk destinasi pariwisata hanya dapat dikonsumsi Bila konsumen mendatanginya atau dengan kata lain, Jika ingin berwisata ke suatu destinasi, maka konsumen harus mendatangi destinasi tersebut, sehingga destinasi harus bisa dikunjungi oleh banyak sekali kalangan. berdasarkan hal tersebut, maka komponen produk destinasi terdiri asal tiga komponen primer yaitu daya tarik (atraksi), kemudahan pencapaian (aksesibilitas) dan fasilitas-fasilitas (amenitas).
2. tidak berwujud
karena destinasi pariwisata termasuk kedalam kategori produk jasa, maka mirip halnya produk jasa yg lain, produk destinasi pariwisata tidak berbentuk fisik nyata yang dapat dilihat serta dibawa kembali sang konsumennya. namun produk destinasi hanya berupa pengalaman yang hanya dapat dirasakan di waktu dan sehabis konsumen mengkonsumsinya. sang sebab itu, destinasi pariwisata tidak dapat dicoba terlebih dahulu sebelum di beli, tidak mirip halnya barang yang tangible.
3. Rentan atau tak bisa disimpan
karena sifat dari produk destinasi yg intagible yang berupa pengalaman, maka produk destinasi tidak dapat disimpan, tidak mirip halnya barang yang Bila sesudah diproduksi jikalau tidak laku bisa disimpan dahulu untuk selanjutnya dijual balik . oleh karena itu Bila pada waktu tadi produk tidak dapat dipergunakan, maka tidak akan terdapat kesempatan lain untuk menggunakannya lagi. misalnya kapasitas suatu pantai, pada sehari dipersiapkan buat dikunjungi oleh 100 orang, namun pada suatu hari hanya dikunjungi sang 50 orang. Maka pengelola pantai tadi tidak akan menerima kesempatan lagi buat mengembalikan porto operasional di hari itu sebesar 100 orang.
4. tidak dapat dipisahkan
karakteristik produk destinasi tidak bisa dipisahkan dikarenakan proses produksi serta konsumsi terjadi pada saat yg bersamaan sehingga pengalaman wisata terjadi pada saat produksi serta konsumsi dilakukan. tidak seperti produk barang, produk di produksi terlebih dahulu setelah jadi produk tadi baru bisa dikonsumsi sang konsumen. oleh sebab itu, produk destinasi memerlukan proses hubungan antara penyedia dan konsumen yg tak jarang dianggap menjadi co-creation atau co-production, atau dengan kata lain, proses produksi harus dilakukan sang provider serta konsumen.
5. Berbeda-beda
karena sifat tidak berwujud serta tidak dapat dipisahkan, maka produk destinasi pariwisata yang didapatkan tidak akan pernah sama atau identik. Akan selalu terdapat berbeda-bedaanbhineka pada hal mutu pengalaman. Hal tersebut dikarenakan oleh ciri produk destinasi yang tak mampu diulang, sebab berbeda-bedadisparitas saat produksi, perberbedabhineka orang yg melayani, bahkan mood asal konsumen itu sendiri akan menyebabkan berbeda-bedaanbhineka kualitas asal mutu pengalaman yang dihasilkan.
6. tidak tunggal
Produk destinasi pariwisata bukan didapatkan sang satu penyedia produk yang tunggal. namun dihasilkan sang para pemain kunci (key players) seperti diantaranya: pengusaha penyedia jasa (akomodasi, transportasi, makan/minum dll.), masyarakat setempat serta pemerintah. sang karena itu diharapkan koordinasi serta kolaborasi diantara pihak-pihak tadi secara kompak (cohesive collaboration).
7. Saling melengkapi
Produk destinasi pariwisata terdiri dari banyak sekali produk tunggal yang saling melengkapi yang tidak bisa didapatkan sang satu penyedia tunggal. Hal tersebut disebabkan oleh komponen produk destinasi mirip atraksi, akses, serta fasilitas, menjadi sub-sub produk yang saling melengkapi serta tidak bisa dihasilkan sang satu produk yang tunggal.
8. biaya tetap yg tinggi
untuk menyediakan komponen-komponen permanen mirip atraksi, akses dan fasilitas-fasilitas, memerlukan porto investasi yang relatif tinggi. ad interim taraf pengembalian investasi dirasa cukup usang (slow yielding). oleh karena itu industri ini di masa yang kemudian cenderung lamban sehingga poly investor yg tidak tertarik. tetapi menggunakan seiring perkembangan ekonomi serta bertambahnya permintaan, maka industri ini mulai menawarkan daya tarik yang relatif tinggi.