menjadi pembaca info, baik di media cetak (koran, majalah, tabloid) maupun berita online, tentulah kita tidak akan membaca semua gosip yg tersaji di media itu. Sadar tidak sadar, kita melakukan seleksi atas isu yang akan kit abaca tadi.
pada hal itu, seleksi info yang akan kita baca memang sesuai judul yang disajikan oleh penulisnya. berasal situlah, kita mampu menilai apakah isu itu ‘harus‘ kita baca, ‘perlu’ kita baca, ‘bolehlah’ dibaca (Bila senggang), atau bahkan ‘tidak usah dibaca.’
pada situ jua terdapat duduk perkara minat. Semenarik apapun berita politik contohnya, Bila kita bukan penyuka urusan politik, kemungkinan besar kita akan melewatkannya. akan tetapi Jika berita politik itu menjadi ‘krusial,’ meskipun kita tidak suka politik, terdapat kemungkinan kita akan membacanya, hanya buat mengetahui apa yang terjadi. serta itu umumnya bekerjasama dengan kepentingan kita sendiri menjadi pembaca.
sebagai contoh, anggap saja Anda tidak menyukai Presiden joko widodo. Segala isu yg berkaitan dengannya, tidak Anda pedulikan. akan tetapi apakah Anda yakin tetap tidak mau membaca Jika terdapat isu yg menulis “jokowi Mengundurkan Diri menjadi Presiden”? Padahal mungkin beritanya artinya, joko widodo mengundurkan diri menjadi presiden di perusahaannya, bukan menjadi Presiden RI.
ada banyak kategorisasi pada menyebut nilai gosip ini. namun, ada kategori-kategori awam yang telah dikenal pada praktik jurnalistik, yaitu:
1. Magnitude (Besaran insiden)
istilah kunci berasal kategori ini merupakan ‘besaran.’ Sesuatu yang ‘besar ‘ akan menarik minat pembaca tanpa mengenal jarak tempat antara lokasi peristiwa menggunakan lokasi si pembaca. contohnya saja, insiden pesawat menggunakan poly penumpang yang menghantam sebuah gedung perkantoran yg ramai, mempunyai nilai magnitude, di manapun peristiwanya terjadi.
menjadi contoh, misalnya insiden 9/11 pada AS. Meskipun Anda tinggal pada pelosok desa pada Indonesia serta tidak punya ‘urusan’ menggunakan Amerika, Anda pasti sedikitnya tertarik buat membaca serta mengetahuinya sebab ‘besarnya’ peristiwa itu.
Magnitude pula seringkali dikaitkan menggunakan besaran nomor . Pejabat negara sekelas bupati korupsi 1 Milyar buat digunakan foya-foya, mungkin tidak menarik perhatian pembaca. Paling hanya menarik pembaca pada kabupaten itu saja. akan tetapi Jika seorang mahasiswa membawa kabur uang 100 juta milik panitia acara kampusnya dan digunakan foya-foya, pembaca mungkin tertarik. Kenapa? karena ada dua angka yg besarannya tidak seimbang. angka satu milyar buat bupati, itu bisa disebut tidak telalu besar lagi. tapi angka 100 juta buat aktivitas mahasiswa, jelaslah sebuah angka yg sangat akbar serta mengakibatkan rasa penasaran.
dua. Importance (Nilai krusial)
kata kunci berasal importance ialah ‘nilai krusial‘ dari insiden yg akan diberitakan. pada sini, wajib diingat adanya lingkup media. contohnya saja Kompas adalah media dengan cakupan nasional. dengan demikian, nilai pentingnya juga berskala nasional. contohnya saja, pengumuman naiknya tarif listrik atau BBM, pemberlakuan lockdown nasional sebab Covid-19, serta sebagainya. info pada Indonesia itu, tentu saja sebagai tidak penting bagi pembaca pada Malaysia atau negara lain, kecuali bagi mereka yg memiliki kepentingan tertentu.
terdapat lingkup importance lain yang sesuai ciri media. Sebuah media yang khusus memberitakan tentang sepakbola, tentu saja tidak menganggap kenaikan BBM itu penting buat diberitakan, sebab memang tak nyambung dengan urusan bola. pada media ini, mereka punya ‘nilai krusial‘ yang lain. contohnya saja, Kylian Mbappe menandatangai kontrak menggunakan Liverpool. Ini bukan saja berita yg ‘besar ‘ akan tetapi jua ‘penting‘ dalam urusan sepakbola, karena efeknya akan berantai dengan perpindahan pemain-pemain lainnya.
tiga. Prominence (Keterkenalan)
istilah kunci dalam prominence adalah tokoh yg diberitakan haruslah dikenal oleh publik (khalayak medianya). joko widodo artinya tokoh prominence buat lingkup Indonesia. jua menggunakan seniman Luna Maya contohnya. Apa yg dilakukan sang orang-orang populer itu —penting tidak penting—akan menjadi isu yang menarik bagi pembaca. Jangankan menandatangani keputusan presiden yang sangat krusial, joko widodo naik sepeda pun mampu menjadi isu yg menarik. Luna Maya beli tas saja diberitakan. Kenapa? Bukan sebab ‘apa’ tapi ‘siapa’-nya.
Bandingkan saja sebuah gosip, “kendaraan beroda empat Dinas yg Dikendarai joko widodo Mogok di Klaten,” menggunakan “kendaraan beroda empat Sujarwo Mogok pada Klaten.” pasti pembaca bertanya, siapa Sujarwo? kalau isu itu dibaca kemudian memahami Sujarwo itu ‘bukan siapa-siapa’ pastilah anda jengkel menggunakan media yang memberitakannya.
4. Impact and Consequence (akibat dan Konsekuensi)
kata kunci dalam Impact and Consequence ialah ‘akibat‘ dari insiden yang diberitakan. Tentu saja ini pula berkaitan menggunakan skala media (nasional, lokal, media olahraga, media musik, dll). Kenaikan BBM, selain ‘penting‘ pula mempunyai dampak, sehingga absolut menarik pembaca, terutama mereka yang mempunyai tunggangan. pada konteks sepakbola lokal, pemberhentian perserikatan Indonesia pula mempunyai dampak serta konsekuensi. pribadi buat mereka yg terlibat pada sepakbola, serta tidak langsung bagi para penggemar. Kenaikan harga cabe, tidak berdampak untuk selebritis, tapi bikin pusing ibu–ibu. dan sebagainya.
5. Timeliness (kesegaran atau Kebaruan)
Timeliness tidak sama dengan aktual (terbaru). Aktual terkait dengan soal saat pemberitaan (baru terjadi tadi, kemarin), sementara timeliness ‘segar’ serta ‘baru’ menggunakan ciri yg tidak sinkron. menjadi model, pada konteks politik (khususnya di Alaihi Salam), Barack Obama menjadi presiden artinya sesuatu yg ‘timeliness’ sebab ia adalah orang keturunan kulit hitam pertama dalam sejarah panjang Amerika. pada Indonesia, ya Megawati Soekarnoputri yang ‘timeliness’ karena presiden perempuan pertama di Indonesia. Besok, Jika ada wanita lain yg menjadi presiden pada Indonesia, dia telah tidak lagi punya ‘timeliness’ karena sudah terdapat sebelumnya.
Nilai berita ini jua banyak ditemukan dalam berita–informasi berkaitan dengan teknologi, misalnya pesawat komersial tanpa awak pertama, kendaraan beroda empat nasional pertama, pesawat luar angkasa pertama buatan Indonesia, serta sebagainya.
6. Proximity (Kedekatan)
kata kunci pada proximity merupakan ‘kedekatan’ isu (subjek maupun objek gosip) dengan pembacanya. pada sini terdapat 2, yaitu, satu, Physical Proximity (Kedekatan Fisik). contohnya saja, Gunung Merapi meletus mungkin tidak menarik pembaca yang tinggal di Sumatera, tapi menarik minat pembaca pada kurang lebih Jogja dan Jawa Tengah, apalagi yang tinggal di dekatnya, atau yang memiliki famili yang tinggal di lebih kurang situ. ke 2, Psychological Proximity (Kedekatan Psikologis). misalnya, Barack Obama makan Nasi Goreng pada Gedung Putih. Kenapa orang Indonesia tertarik? sebab Obama pernah tinggal pada Indonesia, serta kedua, Nasi Goreng diklaim menjadi kuliner orang Indonesia.
7. Conflict & Controversy (perseteruan serta Kontroversi)
informasi yg mengandung permasalahan selalu menarik perhatian pembaca, apalagi Jika ditambahi menggunakan duduk perkara proximity tadi. pertarungan Palestina-Israel, selalu menarik perhatian pembaca pada Indonesia, selain sebab konfliknya, juga sebab kedekatan psikologis orang Indonesia dengan Palestina sebab kecenderungan kepercayaan . Begitu jua menggunakan pertarungan pada Maluku, Poso, Sampit, serta sebagainya.
Begitupun menggunakan isu yang kontroversial. contohnya, pemberitaan soal legalisasi ganja, legalisasi usaha miras, pembubaran ormas, dan sebagainya.
8. Sensation (Sensasi)
gosip sensasional umumnya dikaitkan menggunakan sesuatu yg ‘luar biasa.’ misalnya orang Indonesia mendapatkan Piala Nobel. akan tetapi kebalikannya, mampu pula sesuatu yg biasa, tapi dibesar-besarkan. contohnya saja perilaku nikah-cerai di kalangan seniman. Ini sebetulnya hal biasa, namun sebab dibesar-besarkan (serta terkait dengan soal prominence tadi) seolah sebagai ‘luar biasa.’ Begitupun misalnya menggunakan isu seorang lelaki tua beristri sembilan yang belia–muda dan cantik–indah.
9. Unique, Novelty, Oddity, or Unusual (Unik, hiperbola, Aneh, atau tak Biasa)
informasi yg unik, berlebihan (lebay), aneh, atau tidak biasa, meskipun tak memiliki nilai krusial, selalu menarik pembaca. misalnya saja, anak kambing berkepala 3, anak yang suka makan obat nyamuk, pasien operasi yang ditemukan logam pada perutnya, serta sebagainya.
10. Human Interest (humanisme)
Ini ialah isu yang bisa menyentuh sisi humanisme pembacanya. contohnya, penderitaan warga Rohingya, anak pemulung yg rajin membaca al-qur’an, nenek miskin yang pergi berhaji, dan sebagainya.
11. Sex, Crime, and Violation (Seks, Kriminalitas, dan Kekerasan)
Masih berkaitan dengan psikologi pembaca, berita yg berafiliasi menggunakan seksualitas, kriminalitas, serta kekerasan, selalu menarik perhatian pembaca. Apalagi Jika menggabungkan ketiganya, contohnya seseorang perempuan diperkosa, disiksa, dan dibunuh.