Apa yg kamu pikirkan saat mendengar atau membaca istilah “filsafat”? Filsafat bukanlah istilah yang asing. saya konfiden, engkau seluruh pernah mendengar atau bahkan menelaah istilah ini. kemudian, apa yang muncul didalam pikiranmu? Sebuah ilmu yang menelaah hal yang abstrak? keliru satu jurusan kuliah pada kampusmu? Atau mungkin, mata kuliah yang paling kamu hindari? Adakah kamu memikirkan bahwa filsafat merupakan sebuah ilmu cinta? Atau, apakah engkau menyadari bahwa proses berpikirmu ketika ini artinya sebuah filsafat?
Filsafat jadi keliru satu ilmu yang dilihat sebelah mata, diklaim sebagai sesuatu yg aneh, tak jelas, atau tak berbentuk Bila belum mengenalnya lebih pada. mirip istilah pepatah, “tidak kenal maka tidak sayang”. Pepatah ini sangat berlaku pada ilmu filsafat. Kenapa? karena Jika kamu mengenalnya lebih dalam, serta mempelajarinya menggunakan tepat, kamu akan menemukan “cinta” didalam filsafat. Cinta seperti apa yg akan engkau temukan? Kita mulai dari definisi filsafat.
Apa itu Filsafat? Apa karakteristik-Cirinya?
Filsafat ialah terjemahan berasal bahasa inggris yaitu Philosophy dan kata ini berasal berasal bahasa Yunani yg terbagi dalam dua istilah yaitu Philein atau Philia serta Sophia. Apa arti asal kedua istilah tadi? pada sini, kita akan menemukan “cinta” yang pertama pada filsafat. ke 2 istilah tadi memiliki arti Philen atau Philia yaitu cinta atau mengasihi, sedangkan Sophia memiliki arti kebijaksanaan. Secara keseluruhan, filsafat mempunyai arti mencintai kebijaksanaan atau love of wisdom. Yup, seorang filsuf (ahli berpikir) sangat mencintai kebijaksanaan. saya rasa mereka tidak akan mudah percaya pada hoax atau info–info dusta yg banyak terjadi ketika ini.
seorang yang mencintai kebijaksanaan akan lebih berhati-hati pada menerima serta percaya di hal yg tak kentara Asalnya. Mereka akan terus bertanya hingga jawaban yg mereka terima telah cukup menjawab segala keraguan dan kebingungannya. mampu dibilang, hayati mereka akan jauh terasa lebih hening. dengan pertanyaan-pertanyaan dan usahanya mencari jawaban, dapat membantu mereka buat tidak terlalu larut dalam hal yang tidak jelas kebenarannya. Hal ini sesuai dengan ciri-ciri filsafat yaitu universal, radikal, dan sistematis.
Filsafat itu universal, artinya pemikiran yang ada pada aliran filsafat berlaku buat semua tidak terkecuali. lalu filsafat itu mempunyai karakteristik radikal yaitu menggali sesuatu hingga ke akarnya, seorang filsuf tidak hanya berhenti di satu atau dua pertanyaan saja, pertanyaan akan terus timbul sampai sudah tidak ada lagi hal yg membuatnya ragu atau heran. Terakhir artinya sistematis, filsafat mempunyai karakteristik sistematis yg merupakan segala pemikiran yang ada atau pertanyaan hingga jawaban semuanya berurutan dan saling berkaitan. Nantinya kamu akan menemukan bahwa aliran–aliran filsafat yg ada merupakan sirkulasi yang saling berkaitan serta terhubung satu sama lainnya.
Cinta yang ke 2 bisa engkau temukan di dari mula keluarnya filsafat. keliru satu emosi positif yg dimiliki oleh manusia ialah kagum dan filsafat muncul dari emosi positif ini. Rasa kagum yang akhirnya memunculkan curiosity atau rasa ingin memahami yg akbar terhadap hal yg dikagumi tadi. asal rasa ini lah, pertanyaan-pertanyaan timbul, sampai menghasilkan sebuah sirkulasi pada filsafat. mirip yg mungkin engkau ketahui pula bahwa filsafat tak hanya memiliki satu atau 2 aliran saja, tetapi filsafat memiliki beragam sirkulasi. sirkulasi–sirkulasi ini muncul karena adanya disparitas cara manusia memandang dunia.
dalam memandang hal yang sama, mungkin saya serta engkau pasti mempunyai sudut pandang yg tidak sama. mampu jadi engkau melihatnya asal sisi sebelah kiri, serta aku melihatnya dari sebelah kanan, yg akhirnya kita berdua melahirkan sebuah inspirasi, begitu jua dengan aliran–peredaran yang terdapat dalam filsafat. aneka macam sirkulasi ini tentunya artinya sudut pandang para tokohnya pada melihat global, sudut pandang ini mampu berdasarkan bagaimana pengalaman hayati seseorang, atau prinsip dan keyakinan yang dimilikinya.
Tentunya seluruh atas dasar yg kentara, ditemukan dari rasa kagum dan pertanyaan-pertanyaan yg ada asal rasa tadi. saya akan memperkenalkan sedikit peredaran yang terdapat dalam filsafat dan bagaimana pandangannya terhadap dunia pengetahuan.
Aliran dalam Filsafat
1. Idealisme
Idealisme ialah aliran yg meyakini bahwa fenomena atau realitas terdiri berasal jiwa dan ilham–wangsit. kata idealisme berasal berasal kata “idea” yang artinya sesuatu yg hadir dalam jiwa. aliran ini menjadi awal yg penting bagi perkembangan cara berpikir manusia. Pemikiran dasar peredaran ini pun ternyata pernah dipaparkan sang Plato, menurutnya realitas yg paling dasar adalah sebuah wangsit, sedangkan empiris yg bisa dipandang oleh manusia merupakan bayangan berasal ide tadi.
Pemikiran ini tentunya memandang realitas yg tampak menjadi sesuatu yang tak krusial, serta hanya dapat diterima Bila realitas tersebut dikaitkan dengan inspirasi–ilham. Meskipun demikian pemikiran idealisme ini ialah pemikiran yg paling diterima sang para tokoh atau filsuf, galat satunya merupakan Descartes, beliau menyetujui bahwa unsur yg berkaitan dengan jiwa merupakan unsur yang lebih penting daripada sebuah kebendaan (yang tampak).
2. Rasionalisme
sirkulasi rasionalisme merupakan peredaran yang mengutamakan akal menjadi satu-satunya asal pengetahuan yg bisa dipercaya. Bagi para tokohnya, nalar adalah aset terpenting yg dimiliki oleh manusia buat menemukan, memperoleh, sampai menguji sebuah pengetahuan. Mereka jua meyakini bahwa akal mempunyai kemampuan untuk merampungkan banyak sekali konflik dalam hayati, segala pertarungan dapat diselesaikan dan dipecahkan melalui logika.
Tokoh yg terkenal pada sirkulasi rasionalisme ialah Rene Descartes, ia memiliki julukan menjadi bapak filsafat terbaru. peredaran ini muncul oleh satu pertanyaan darinya, “apakah metode dasar yg absolut digunakan manusia buat melakukan refleksi?” dari pertanyaan ini lah beliau menemukan logika menjadi sesuatu yang paling mendasar dipergunakan insan buat melakukan refleksi di sesuatu.
Jika kita tarik aliran ini ke masa kini apakah masih relate? Apakah kamu termasuk tim Rasionalisme, yang selalu memakai logika pada memecahkan aneka macam permasalahan yang muncul pada hidup? Atau mungkin kamu termasuk pada sirkulasi yang lain? mari kita bahas berikutnya!
3. Empirisme
peredaran yg satu ini berfokus pada pengalaman yang dimiliki seorang sebagai sumber asal pengetahuan. Empirisme ini dari asal bahasa Yunani yg mempunyai arti pengalaman inderawi atau pengalaman observasi melalui panca indera. Empirisme merupakan sirkulasi yg sangat bertentangan dengan rasionalisme, berdasarkan para tokohnya pengetahuan asal dari pengalaman sehingga panca alat adalah sumber yang paling kentara serta sempurna dibandingkan logika.
seluruh hal yang diketahui oleh insan bergantung di bagaimana manusia memakai panca alat melihat, mendengar, menyentuh yg dimilikinya. Tokoh empirisme juga menolak keyakinan bahwa insan memiliki fitrah pengetahuan dalam dirinya, menurut sirkulasi ini tanpa adanya pengalaman, pengetahuan tidak akan terbentuk. peredaran ini dibuat sang Francis Bacon dan Thomas Hobbes menggunakan pandangan: seluruh pengetahuan terbentuk menggunakan menggabungkan apa yang dialami sang manusia.
Apakah engkau salah satu yang meyakini aliran ini jua? Pengalaman sebagai hal yang menghasilkan cara pandang seseorang hingga mensugesti bagaimana dia berperilaku serta kepribadian yang terbentuk dari pengalamannya ini.
Baca pula Sedikit Tips buat engkau yang Masih Ngerasa Kurang Beruntung (Filosofi Seneca)
4. Dualisme
Dualisme ialah peredaran yg mengungkapkan bahwa empiris itu terdiri berasal 2 akar yg berlainan dan bertolak belakang. Masing-masing akar tadi bersifat unik dan tak bisa dihilangkan. sebagai akibatnya, beberapa tokoh mengungkapkan bahwa aliran ini adalah gabungan dari aliran idealisme serta materialisme, atau peredaran yang menggabungkan jiwa dan tubuh.
Tokoh yang menghasilkan pemikiran ini ialah Thomas Hyde, pemikiran dasarnya adalah zat serta pikiran ialah hal yg tidak sama dan keduanya saling melengkapi buat membentuk sebuah pengetahuan.
5. Positivisme
sirkulasi ini ada pada abad ke 19, menggunakan dasar pemikiran asal pengetahuan asal dari apa yang diketahui, nyata, dan hal yang absolut. Positivisme ini penekanan pada suatu fakta yg konkret, serta mengesampingkan hal-hal yang diluar empiris atau fenomena yang tidak tampak. peredaran ini dekat menggunakan Empirisme yg sama-sama meyakini pengetahuan sesuai pengalaman yg didasari oleh inderawi. menurut para tokohnya, manusia tidak akan pernah mengetahui sesuatu lebih berasal apa yang mereka lihat, dan temukan yang didasarkan pada keterangan–kabar yang nyata, insan tak akan mengetahui sesuatu dibalik fakta tersebut Jika mereka tidak melihatnya.
Tokoh yg melahirkan peredaran ini merupakan Henri de Saint Simon, yang kemudian dikembangkan sang muridnya August Comte. Dasar pemikirannya ialah buat memahami suatu pengetahuan, insan harus menari korelasi karena dampak, ingga aturan–aturan yg membentuk pengetahuan tadi. dalam proses mencari inilah, insan akan menemukan warta yang nyata di pengetahuan tersebut.