Onong U Effendy mendefinisikan filsafat komunikasi sebagai suatu disiplin yang menelaah pemahaman secara fundamental, metodelogis, sistematis, analisis, kritis dan holistis teori dan proses komunikasi yang meliputi segala dimensi menurut bidangnya, sifatnya, tatanannya, tujuannya, fungsinya, tekniknya, dan metodenya.
Joseph A Devito menyebut adanya lingkyngan komunikasi. Lingkungan (konteks) komunikasi sedikitnya mempunyai tiga dimensi:
- Dimensi fisik (lingkungan nyata atau terwujud)
- Dimensi sosial – psikologis (lingkungan hubungan kejiwaan antara komunikator dan komunikan)
- Dimensi temporal (mencakup waktu dalam sehari maupun dalam hitungan sejarah di mana komunikasi berlangsung)
- KAJIAN ONTOLOGIS, EPISTIMOLOGIS, DAN AKSIOLOGI THD KOMUNIKASI
- Metafisika
Menurut Richard Lanigan, metafisika adalah studi tentang sifat dan fungsi teori tentang realita.
- Epistimologi
Epistimologi merupakan cabang filsafat yang menyelidiki asal, sifat, metode, dan batasan pengetahuan manusia.
- Aksiologi
Aksiologi adalah cabang filsafat yang berkaitan dengan nilai – nilai seperti etika, estitetika atau agama.
- Logika
Logika berkaitan dengan telaah terhadap asas – asas dan metode penalaran secara benar.
Filsafat artinya kajian wacana semua kenyataan kehidupan, dan pemikiran insan secara kritis, serta dijabarkan dalam konsep mendasar. Plato, galat seseorang filsuf yunani yang begitu masyur menyatakan bahwa Filsafat adalah pengetahuan ihwal segala yang ada (ilmu pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran yang orisinil). Sedang Aristoteles mengatakan jika Filsafat adalah ilmu pengetahuan yg mencakup kebenaran, yg di dalamnya terkandung ilmu-ilmu metafisika, akal, retorika, etika, ekonomi, politik, serta keindahan. Katsoff dalam buku ”Elements of Philosophy” mendefiniskan filsafat menjadi suatu perenungan, yaitu suatu jenis pemikiran yg meliputi kegiatan mencurigai segala sesuatu, tidak begitu saja percaya, selalu mengajukan pertanyaan, menghubungkan gagasan yg satu dengan gagasan yang lainnya, menanyakan ”mengapa”, mencari jawaban yg lebih baik ketimbang jawaban di pandangan mata.
dari seluruh definisi tadi dapat disimpulkan bahwa filsafat adalah usaha insan buat mengetahui dan menyelami kehidupan dan semesta menggunakan tujuan buat memperoleh pemahaman serta kebenaran.
Filsafat Komunikasi menurut Kriyantono (2012: 47) bisa didefinisikan sebagai kegiatan berpikir dan menyelidiki secara lebih mendalam, cermat, dan kritis terhadap proses komunikasi yang meliputi ontologinya, epistemologinya juga aksiologinya dan mencoba memperoleh jawaban yang tepat dengan terus menanyakan jawaban-jawaban buat memecahkan masalah–problem pada proses komunikasi tadi. dari Prof. Onong U. Efendy, Filsafat komunikasi ialah suatu disiplin ilmu yang menyelidiki pemahaman secara fundamental, metodologis, sistematis, analisis, kritis, serta holistis tentang teori serta proses komunikasi yang meliputi segala dimensi berdasarkan bidangnya, sifatnya, tatanannya,tujuannya, kegunaannya, teknik dan perannya.
Jadi secara garis akbar filsafat komunikasi adalah perjuangan buat menyelidiki teori serta proses komunikasi asal segala sudut pandang keilmuan. Filsafat ilmu komunikasi mempertanyakan bagaimana aspek ontologi, epistemologi, serta aksiologi komunikasi.
Ontologis berbicara mengenai hakikat dan empiris pengetahuan. Secara ontologi, komunikasi pada awalnya dianggap sebagai proses linear antara komunikator dan komunikan yg saling bertukar pesan melalui media yg mereka gunakan dan terus berkembang seiring dengan dinamika insan. Komunikasi yang awalnya hanya ditinjau satu arah berkembang menjadi kompleks membuat berbagai macam bentuk komunikasi.
Epistemologi adalah cabang filsafat tentang bagaimana insan menerima pengetahuan. pada aspek epistemologi, ilmu komunikasi dikaji lebih mendalam. Para peneliti komunikasi mencari jawaban serta kebenaran atas pertanyaan-pertanyaan dan pengandaian buat membangun pengetahuan dan teori-teori.
Sedangkan aksiologi artinya cabang filsafat ilmu yang mempertanyakan ihwal bagaimana insan menggunakan ilmunya. ilmu komunikasi dipandang dari sisi nilai kajian dan etika wacana bagaimana efek ilmu tersebut pada masyarakat yg tujuannya mampu menjadi kritik sosial, transformasi, emansipasi, dan social empowerment. (Kriyantono, 2012: 70)
manusia ialah makhluk sosial. Sifat dasar manusia inilah yang berakibat komunikasi menjadi suatu aktifitas fundamental insan. pada awalnya komunikasi ditinjau sebagai sesuatu yg dasar dan sederhana. tetapi seiring menggunakan berkembangnya waktu dan teknologi, proses komunikasi menjadi semakin rumit. hingga munculah kajian-kajian tentang komunikasi.
Perkembangan komunikasi bisa ditelusuri sejak peraaban yunani kuno. di zaman itu istilah komunikasi dalam pengertiannya seperti yg kita ketahui ketika ini belum dikenal. kata yg berlaku ketika itu ialah Retorika. ialah Aristoteles yang merintis pengkajian teori retorika zaman itu. menurut Aristoteles retorika merujuk di segala upaya yg bertujuan buat persuasi.
pada akhir abad ke 18, kajian-kajian retorika aristoteles dijadikan menjadi landasan kajian speech communication. Retorika tidak lagi hanya diartikan sebagai upaya persuasi, tapi jua berkaitan dengan kemampuan manusia memakai simbol atau lambang-lambang buat berkomunikasi.
Perkembangan kajian komunikasi semakin akbar di awal abad ke 19. Perkembangan ini didorong oleh sejumlah faktor.diantaranya faktor perkembangan komunikasi karena penemuan–inovasi penting dibidang komunikasi seperti penemuan mesin cetak, telegraf, telepon, radio dan televisi dan terjadinya perang global I serta II. di masa perag dunia I, komunikasi dilihat sebagai indera propaganda pada usaha pembentukan opini publik. pada waktu itu psychology serta sosiology sudah diterima menjadi suatu ilmu pengetahuan (science). ke 2 ilmu inilah yang memberikan donasi besar bagi kajian komunikasi yg saat itu belum dikenal menjadi sebuah ilmu. Barulah pada masa setelah perang dunia II, Komunikasi diakui menjadi sebuah ilmu pengetahuan.