Teknik reporter On-camera atau Stand up artinya laporan langsung sang repoprter melalui kamera baik live on camera juga rekaman (live on tape) asal tempatkejadian/
peristiwa pada lapangan. di hakikatnya, seorang reporter yg akan melakuk17 stand up pada lokasi kejadian bertujuan, menjadi berikut:
– membagikan reporter/newscaster berada di daerah peristiwa (suatu creddit point/mempertinggi kredibilitas bagi reporter maupun bagi stasiun televisi yangg bersang-
kutan).
– menandakan reporter/newscaster menerima informasi asal tangan pertamna. (first hand information).
– Reporter/newscaster mengeksplorasi langsung suatu peristiwa di waktu berlangsungnya peristiwa, menggunakan gambaran yg riil di lingkungan lokasi menjadi ppusat
perhatian semua pemirsa.
– memberikan berita langsung.
– mendapatkan aktualitas (suasana yang dramatis namun tidak perlu diekspleoitasi).
– menerima keterangan serta data yang autentik (precision).
– menjadi on-the-spot reporting menambah kuat emosi dan mendekatkan objek dengan pemirsa. Hal tersebut buat memenuhi kredibilitas isu. model:menampilkan keadaan kawasan bencana, informasi evakuasi korban, dan staatement narasumber yg bermanfaat atau memberdayakan seluruh masyarakat.
Kebutuhan reporter buat melaporkan stand up pada lokasi peristiwa bukan hanylibu
tuhkan buat materi hardnews mirip esensi dasar yg tadi pada atas, namun sangat berguna buat menyapa pemirsa televisi di mana pun pula pada jenis ber
sebagai akibatnya on-the-spot reporting mempunyai fungsi sebagai berikut:
1. Materi intro dan penuntup/kesimpulan laporan info maupun interviu,
2. Mengilustrasikan berita yg kekurangan gambar.
3. Bukti kerja keras kerabat kerja redaksi televisi buat membagikan cover menggunakan mendatangi narasumber meski ditolak atau diperlakukan tidak layak
4. Membantu reporter mendemonstrasikan ihwal suatu hal. contoh: petunjuk kerja robot mendeteksi logam, memberikan cara memakai sabuk pengaman fing fox atau cara kerja inovasi mesin cetak batako cor, dan lain sebagain
sesudah diketahui betapa pentingnya suatu laporan reporter stand up di lokasikan peristiwa
buat membagikan kredibilitas isi isu termasuk stasiun televisi yg bersangkutan, apalagi menghadapi persaingan antar stasiun televisi. Maka perlu diperhatikan beberapa hal yang harus dilakukan buat persiapan reporter stand up, supaya proses reporting berjalan
– memahami wish list yg disiapkan. (perspektif/ongle berita, data/latar belakang
dilema, pointers pertanyaan atau materi, keberadaan narasumber) model sudut
pandang isu yg tidak selaras: peristiwa Perombakan Kabinet. Sebuah info mampu
angle menekankan tema ekonomi, maka reporter melaporkan evaluasi menteri tim
ekonomi. Angle berita ke 2 menekankan komposisi kabinet asal segi keterwakilan partai, bagaimana partai mayoritas memainkan kiprahnya. Angle ketiga menkankan komposisi kabinet baru yg menteri-menterinya tercemar dugaan kasus
korupsi.
– memilih lokasi stand up yang paling sempurna sinkron wish list (mewakili mater info view/backround serta lighting yg cantik).
Briefing dan komunikasi detail dengan narasumber, acara director (PD)/field di rector (FD) serta juru kamera, terutama buat blocking kamera, termasuk Bila harus ada pergerakan (moving) berasal satu kawasan ke tempat lain sinkron menggunakan wish list.
– Mempersiapkan diri menggunakan menghafal nama serta kata–kata krusial, materi serta sistematika reporting (laporan yang terstruktur), dan memformulasi kata sertakan limat menggunakan improvisasi. Jika perlu siapkan garis besar reporting (kertas catatan) buat menghindari syarat hilang konsentrasi.