peran Public Relations (PR) pada suatu perusahaan tidak hanya menjadi penghubung atau jembatan antara stakeholder dan publik atau antara stakeholder dan media.
seorang personel PR juga harus memiliki ketrampilan melakukan lobi menjadi bagian berasal kegiatan komunikasi yg sifatnya informal atau tidak resmi. Kemampuan seseorang PR dalam melobi mampu membentuk keputusan penting yg mensugesti nama baik atau reputasi perusahaan.
Sayangnya, tidak seluruh figur PR terampil pada melobi. Padahal, melobi merupakan aktivitas-aktivitas yang saling menyatu satu sama lainnya, terutama saat melakukan komunikasi dalam sektor apa pun, mirip komunikasi bisnis, komunikasi politik, komunikasi antarbudaya, komunikasi manajemen, serta bentuk hubungan serta komunikasi lainnya (Elvinaro Ardianto, 2009).
Kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI) menyebut bahwa “lobi” punya 2 arti. Pertama menjadi kata benda yang berarti beranda hotel, gedung atau bioskop. Sedangkan ke 2 ialah istilah kerja yg berarti aktivitas buat mempengaruhi orang lain baik itu dalam kegiatan organisasi atau partai politik.
ad interim “melobi” berarti melakukan pendekatan tidak resmi, serta “pelobian” berarti proses, cara, perbuatan menghubungi atau melakukan pendekatan (terhadap pejabat pemerintah atau pemimpin politik) buat menghipnotis keputusan atau persoalan yang bisa menguntungkan sejumlah orang.
“Pelobian” juga berarti, ‘usaha buat mensugesti pihak lain dalam menetapkan suatu perkara atau soal, umumnya menggunakan berunding secara tidak resmi atau secara langsung’.
aktivitas lobbying memang tidak bisa ditinjau secara kasat mata karena dilakukan secara tertutup. namun, keberhasilan suatu kegiatan lobbying dapat berdampak akbar bagi salah satu pihak, yaitu pihak yg melakukan aktivitas tersebut. berdasarkan Henry Ford pada bukunya yg diterbitkan tahun 1977 menggunakan judul The International Jew (Ford 2006) dikisahkan bagaimana keberhasilan suatu lobbying memiliki akibat yang akbar dan krusial.
Lobi akan sangat dibutuhkan waktu seorang personel PR melakukan hubungan menggunakan pemerintah, asosiasi, kamar dagang, duta akbar, ataupun atase perdagangan. Selanjutnya, korelasi dilanjutkan lobi terhadap kawan usaha, asosiasi, kamar dagang, LSM, serta sebagainya.
poly pakar PR berkata bahwa lobi merupakan Government Relations serta Government Relations itu artinya lobi pula. Selain itu lobi sangat penting dilakukan oleh PR manakala Perusahaan sedang mengalami krisis yang mampu berdampak bagi reputasi dan kredibilitas Perusahaan itu sendiri.
dan jalan buat menuntaskan krisis itu adalah dengan melobi seluruh stakeholder baik itu internal maupun eksternal termasuk didalamnya manusia pers. Lewat cara persuasif seperti komunikasi informal, organisasi atau Perusahaan bisa mendapatkan pengertian serta dukungan dengan data dan gosip yang komprehensif pada waktu yang cukup singkat.
saat hendak melobi, seseorang personel PR harus mempersiapkan diri dengan baik. Beberapa langkah persiapan ketika melobi di antaranya adalah tahu prinsip-prinsip kegiatan lobi, mengenali sasaran lobi, memahami prinsip-prinsip membangun kepercayaan target lobi terhadap diri kita, menyampaikan ilustrasi manfaat yang didapat Jika mendukung atau mengabulkan permintaan kita serta persiapkan banyak sekali fasilitas pendukung (ketika, tempat, dan program).
biasanya target PR dalam lobi artinya pemerintah. Merekalah yang mempunyai kekuasaan tertinggi pada sebuah negara buat mengeluarkan peraturan atau undang-undang. kemudian lobi terhadap organisasi atau perusahaan lain, mirip perbankan, kompetitor, media, lobi, menggunakan perusahaan kawan strategis, asosiasi, supplier, LSM, perusahaan farmasi, perusahaan ekspor-impor, perusahaan jasa konsultan dan yang lainnya.
waktu melobi, PR juga wajib tahu rambu-rambu dan pertarungan pada lobi. Rambu serta konflik di sini menyangkut komitmen terhadap etika dan beberapa peraturan tidak tertulis tetapi menyoroti kinerja lobi kita. Pelobi bisa memakai teknik-teknik komunikasi serta psikologi, misalnya memakai pendekatan religi serta budaya, sembari melengkapinya dengan data dan informasi yg sahih buat menggolkan lobinya.
Networking tentunya sangat dibutuhkan, sebab selain menyampaikan keunggulan bersaing, jua kadang diperlukan orang yg akan kita lobi. usahakan dirancang dengan perencanaan yg matang dan hindari aktivitas yang bisa melukai hati warga . masyarakat yang terluka sama merupakan dengan menciptakan musuh baru bagi kita juga bagi organisasi dan perusahaan.
setelah memahami rambu-rambu pada melobi, berikutnya melakukan perencanaan kegiatan lobi mirip:
1 memutuskan Bentuk aktivitas
Kunjungan ke pabrik di perusahaan induk, makan siang atau makan malam beserta yang diisi hiburan ringan pada restoran, kafe, serta sebagainya, seminar, workshop, obrolan bersama yg diselingi diskusi informal pada hotel berbintang, olah raga atau aktivitas lain yg juga bisa dimanfaatkan untuk wahana melakukan lobi.
dua menetapkan daerah
Suasana tempat harus tenang, bisa membentuk atmosfer yg positif, privasi tempat harus bisa menciptakan suasana kebersamaan, suasana persahabatan, dan tidak membatasi sehingga suasana informal yg akan kita bangun pula permanen terjaga.
tiga kondisi/harapan target
Lihat bagaimana syarat fisik juga psikis target kita, pertimbangkan faktor lokasi kawasan lobi berlangsung dan pertimbangkan soal selera yang bekerjasama dengan sajian, suasana dan atmosfer, privasi, dan yg berafiliasi menggunakan privasi.
4 menetapkan waktu
Kapan dilaksanakannya lobi? Kapan saat yang tersedia bagi orang yg akan dilobi? Hari, lepas, serta jam berapa? Makan siang atau malam? Ini semua akan memilih ketika aplikasi lobi. ketika lain yang sempurna buat melobi artinya waktu mengikuti seminar, lokakarya, workshop, serta sebagainya, termasuk pada dalamnya acara pertunjukkan seni.
5 memutuskan Tim Lobi
Tim lobi jumlahnya berapa orang, yang terlibat di dalam tim kita siapa saja serta berapa orang? Hal yg sama juga juga perlu ditanyakan dari tim sasaran lobi, jumlahnya berapa orang serta siapa saja yang hadir? terdapat tak pihak lain yang perlu diundang? Siapa saja yg diundang? Ini sebagai pertanyaan yang tidak mudah buat segera kita jawab. poly pertimbangan yang juga perlu diperhatikan.
6 menetapkan Tujuan Lobi
Mengajak sasaran lobi untuk terjun langsung dan mengamati kegiatan industri Perusahaan Anda, memberikan ilustrasi yg kentara kepada jurnalis tentang dunia industri (Jika sasarannya media), menjalin hubungan yg lebih harmonis menggunakan mereka, merangsang jurnalis supaya bisa menulis wacana sisi lain industri Anda serta saling mengenal satu sama lain serta memahami secara personal.
7 memutuskan aturan
Tujuan dan target akhir lobi, siapa yg diundang, lokasi atau tempat lobi, jumlah yg diundang, pilihan menu, tahapan lobi, publikasi dan souvenir.
supaya seni manajemen lobi bisa berjalan efektif maka PR harus membuat urutan prioritas mirip posisi jabatan, kewenangannya pada menetapkan. dia memiliki wewenang menetapkan atau hanya sekedar memberi saran. jikalau hanya memiliki wewenang memberi saran, sejauh mana pressure yang mampu dihasilkannya. Bagaimana juga korelasi psikologis serta korelasi politis menggunakan si pengambil keputusan.
pula terkait situasi psikologis dan sosiografis yang akan dibangun juga yg wajib kita siapkan dan kedalaman pesan, fakta dan data yg wajib dan memungkinkan diberikan saat itu (tidak seluruh keterangan dan data dapat diberikan di sembarang daerah), serta sebagainya.
jangan lupa siapkan jua argumen yg tepat tidak hanya mengandalkan di pendekatan semata. Lobi yang bisa membantu upaya pencapaian tujuan organisasi atau perusahaan tidaklah sesederhana itu. Kita wajib melengkapi aktivitas lobi kita menggunakan aneka macam berita dan data statistik yg dibutuhkan buat meyakinkan target lobi.
buat lebih mudahnya sebaiknya mulai membuat rumusannya dengan memperhatikan hal-hal mirip bagaimana agar membuahkan ilham seolah- olah dari mereka, inspirasi Anda mendukung pandangan baru-inspirasi target lobi, wangsit-inspirasi Anda seolah meringankan tugas mereka serta pandangan baru Anda tadi menyampaikan manfaat yang akbar buat warga .
jangan lupa jua sebelum melakukan lobi Anda wajib banyak membaca dan banyak berdiskusi agar menguasai poly info wacana hal-hal populer yg baru, misalnya asal surat warta dan majalah, dan siaran televisi.
Persiapan aktivitas lobi wajib dilakukan dengan matang supaya mampu lancar serta berjalan efektif sinkron dengan tujuan yg diperlukan. Selain itu tentunya bisa mengurangi tingkat risiko dan kegagalan serta memperoleh dukungan dan agama yang cepat.
kebalikannya, Bila tidak dilakukan maka persiapan akan membentuk suasana informal serta kalem yang bersifat kekeluargaan (tali silaturahmi) akhirnya gagal dibangun, pembicaraan tertunda/terganggu, kepercayaan berkurang, lobi terhambat/tidak tuntas dan lobi menjadi gagal total.(AHM)