kendala dalam komunikasi biasanya terjadi di waktu penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan sering terjadi tidak tercapainya pengertian sebagaimana yang dikehendaki, malah ada kesalahpahaman. tidak bisa diterimanya pesan tersebut dengan sempurna dikarenakan disparitas lambang atau bahasa antara apa yang digunakan menggunakan yang diterima. Atau ada kendala teknis lainnya yg mengakibatkan gagasan terhadap kelancaran sistem komunikasi ke 2 belah pihak. berdasarkan Ruslan (2003), ada empat jenis kendala yg bisa merusak strategi komunikasi yaitu:
a. kendala pada proses penyampaian (process barrier)
hambatan ini mampu datang asal pihak komunikator (sender barrier) yang menerima kesulitan pada penyampaian pesan-pesannya, tidak menguasai materi pesan, dan belum memiliki kemampuan sebagai komunikator yang handal. hambatan ini bisa pula asal asal penerima pesan tersebut (receiver barrier) sebab sulitnya komunikan pada memahami pesan itu dengan baik. Hal ini bisa ditimbulkan sang rendahnya tingkat penguasaan bahasa, pendidikan, intelektual serta sebagainya yg terdapat dalam diri komunikan. Kegagalan komunikasi bisa juga terjadi dikarenakan faktor-faktor, feedbacknya (yang akan terjadi tidak tercapai), medium barrier (media atau alat dipergunakan kurang tepat) dan decoding barrier (kendala buat memahami pesan secara sempurna).
b. hambatan secara fisik (physical barrier)
sarana fisik dapat menghambat komunikasi yang efektif, contohnya pendengaran kurang tajam dan gangguan di sistem serta gangguan di sistem pengeras bunyi (sound system) yang acapkali terjadi dalam suatu ruangan kuliah, seminar, pertemuan, dll. Hal ini dapat menghasilkan pesan-pesan tidak efektif hingga dengan tepat kepada komunikannya.
c. kendala semantik (semantik barrier)
kendala segi semantik (bahasa dan arti perkataan), yaitu adanya disparitas pengertian serta pemahaman antara pemberi pesan dan penerima wacana satu bahasa atau lambang. Mungkin saja bahasa yang disampaikan terlalu teknis dan formal, sebagai akibatnya menyulitkan pihak komunikan yg taraf pengetahuan dan pemahaman bahasa teknisnya kurang. Atau sebaliknya, tingkat pengetahuan dan pemahaman bahasa teknis komunikator yg kurang.
d. hambatan psiko-sosial (psychosocial barrier)
Adanya disparitas yang cukup lebar dalam aspek kebudayaan, adat adat, norma, persepsi serta nilai-nilai yg dianut sebagai akibatnya kesamaan, kebutuhan serta asa–asa dari ke 2 belah pihak yg berkomunikasi juga tidak sama. contohnya, seseorang komunikator (pembicara) memberikan kata momok yang pada kamus besar bahasa Indonesia telah benar. Nyatanya istilah tadi dalam bahasa sunda berkonotasi karang baik. Bila kata tersebut diucapkan pada pidato/kata sambutan dalam sebuah program formal yang dihadiri para pejabat, tokoh dan sesepuh rakyat sunda, maka gambaran yg bersangkutan (komunikator) bisa turun sebab adanya salah pengertian bahasa
Hambatan strategi Komunikasi
Posted on by fisipol
0