menjadi orangtua, Anda mungkin pernah melakukan kekerasan pada anak menggunakan sengaja maupun tidak disadari. Sayangnya, dampak kekerasan di anak mampu berkepanjangan bahkan memengaruhi perilaku anak pada masa depan. Lantas, apa saja bentuk kekerasan di anak? serta mirip apa dampak kekerasan terhadap anak? Simak gosip selengkapnya pada sini, ya!
banyak sekali bentuk kekerasan di anak
Selepas masa balita dan sebelum memasukin perkembangan remaja, perkembangan anak 6-9 tahun pula perlu diperhatikan.
Hal ini meliputi perkembangan kognitif anak, perkembangan sosial anak, perkembangan fisik anak, hingga perkembangan emosi anak.
salah satu yg menjadi perhatian di perkembangan emosi anak yakni tentang kekerasan.
Sebelum membahas topik ini lebih lanjut, lebih baik Anda tahu terlebih dahulu apa saja bentuk kekerasan di anak.
Kekerasan pada anak bukan hanya meliputi kekerasan fisik atau pemerkosaan, tapi mampu lebih asal itu.
Tanpa disadari, sikap penelantaran orangtua terhadap anaknya jua termasuk keliru satu bentuk kekerasan terhadap anak.
agar lebih paham, kenali majemuk bentuk kekerasan di anak berikut ini:
1. Kekerasan emosional
Kekerasan pada anak tak hanya pada bentuk fisik, namun juga bisa dalam bentuk lain, misalnya kekerasan yang menyerang mental anak.
Bentuk kekerasan terhadap anak yg menyerang mental mampu beranekaragam.
menjadi contoh kekerasan emosional yakni meremehkan atau mempermalukan anak, berteriak di depan anak, mengancam anak, serta berkata bahwa dia tak baik.
jarang melakukan hubungan fisik mirip memeluk serta mencium anak jua termasuk model asal kekerasan emosional pada anak.
Tanda-tanda kekerasan emosional di diri anak mencakup:
– Kehilangan agama diri
– Terlihat depresi serta gelisah
– Sakit kepala atau sakit perut yg tiba–datang
– Menarik diri dari kegiatan sosial, sahabat–teman, atau orangtua
– Perkembangan emosional terlambat
– tak jarang bolos sekolah dan penurunan prestasi, kehilangan semangat buat sekolah
– Menghindari situasi eksklusif
– Kehilangan ketrampilan
2. Penelantaran anak
Kewajiban asal kedua orangtua terhadap anak ialah memenuhi kebutuhannya, termasuk memberikan afeksi, melindungi, dan merawat anak.
Jika ke 2 orangtua tak bisa memenuhi kebutuhan anak, bisa diklaim orangtua telah menelantarkan anak.
Tindakan ini termasuk ke dalam galat satu jenis kekerasan terhadap anak.
Pasalnya, anak tentu masih membutuhkan perhatian, kasih sayang, serta proteksi orangtua.
Orangtua yg tak bisa atau tidak mau menyampaikan segala kebutuhan anak berarti telah melakukan tindak kekerasan terhadap anak.
Berikut bentuk-bentuk dari penelantaran anak:
– Anak merasa acuh tidak acuh
– memiliki kebersihan yang buruk
– mempunyai pertumbuhan tinggi atau berat badan yg buruk
– Kurangnya sandang atau perlengkapan kebutuhan anak lainnya
– Prestasi yang buruk pada sekolah
– Kurangnya perawatan medis atau perawatan emosional
– Kelainan emosional, praktis murka atau frustrasi
– Perasaan ketakutan atau gelisah
– Penurunan berat badan tanpa karena kentara
3. Kekerasan fisik
galat satu jenis kekerasan yang mungkin paling sering terjadi pada anak dari orangtua ialah kekerasan fisik.
Terkadang, orangtua menggunakan sengaja melakukan kekerasan fisik di anak dengan maksud untuk mendisiplinkan anak.
tetapi, cara buat mendisiplinkan anak sebenarnya tidak wajib selalu menggunakan menggunakan kekerasan fisik, seperti anak sering dibentak yg menyakitkan hatinya.
ada banyak alternatif yang lebih efektif dalam mendisiplinkan anak tanpa harus membuatnya syok atau meninggalkan luka pada tubuhnya.
bentuk-bentuk kekerasan fisik yang dialami anak bisa terlihat dengan adanya cedera, lebam, juga bekas luka pada tubuh.
4. Kekerasan seksual
Ternyata, trauma dampak pelecehan seksual tidak hanya dalam bentuk kontak tubuh.
Mengekspos anak di situasi seksual atau materi yg melecehkan secara seksual, walaupun tak menyentuh anak, termasuk dalam kekerasan atau pemerkosaan pada anak.
menjadi contoh, orangtua yg mengejek bentuk pertumbuhan payudara anak tidak sinkron dengan berukuran payudara anak seusianya, terlebih dilakukan di depan orang lain.
Hal ini telah termasuk sebagai kekerasan seksual terhadap anak. sebagai orangtua, usahakan Anda justru ajari anak melindungi diri asal kekerasan seksual di luar tempat tinggal .
pada sisi lain, mengenalkan anak menggunakan pornografi di usia yang belum seharusnya jua termasuk pada bentuk kekerasan seksual, dilansir dari Mayo Clinic.
bentuk-bentuk kekerasan seksual yang dialami anak umumnya berupa punya penyakit menular seksual, duduk perkara di organ intim, hamil, nyeri ketika berjalan, dan lainnya.