masalah penelitian memiliki taraf analisis yg tidak sama. Mulai berasal taraf individu, grup, masyarakat, sampai menggunakan taraf institusi sosial. Ritzer mengatakan ada dua kontinum realitas sosial, yaitu kontinum makroskopik-mikroskopik dan kontinum objektif-subjektif. 2 empiris sosial inilah yang sebagai unit-unit analisis dalam penelitian kualitatif.
Sebagaimana jua dalam penelitian kuantitatif, pada penelitian kualitatif pula peneliti meneliti beberapa pertimbangan. Hal ini ditujukan buat memilih apakah topik dan persoalan penelitian eksklusif. Apakah bisa diangkat menjadi problem yang wajib diteliti atau tidak. Sebagaimana yang pernah dijelaskan di karya penulis lainnya.
Dimaksud dengan pertimbangan objektif artinya pertimbangan sesuai kondisi problem itu sendiri. Layak atau tak layak suatu duduk perkara diteliti yg didasarkan di kualitas masalah serta dapatnya duduk perkara dikonseptualisasikan. pada dasarnya peneliti melihat dan dapat mempertimbangkan apakah suatu persoalan mempunyai kualitas tertentu atau tidak buat dapat diteliti.
kemudian apakah persoalan tadi dapat dikonseptualisasikan atau tidak. sebagai akibatnya memudahkan mendesain instrumen penelitian. Suatu dilema dikatakan berkualitas apabila masalah tersebut memiliki:
- Nilai penemuan yg tinggi.
- duduk perkara tersebut adalah problem yg waktu ini sedang dirasakan oleh kebanyakan orang. Paling tidak beberapa grup masyarakat tertentu mencicipi adanya duduk perkara tersebut.
- mampu jadi penelitian terhadap suatu duduk perkara bukan merupakan pengulangan. Terhadap penelitian sebelumnya sang orang lain.
- problem yang akan diteliti tersebut memiliki referensi teoritis yg jelas. Hal ini seluruh merupakan pertimbangan-pertimbangan objektif bahwa suatu masalah layak diteliti.
- Selain itu, problem penelitian dikatakan dapat dikonseptualisasikan.
bila duduk perkara tadi bisa menjawab pertanyaan pada bawah ini:
- Apakah persoalan itu mempunyai batasan-batasan yg kentara ?
- Bagaimana bobot dimensi operasional berasal persoalan itu ?
- kemudian, apakah masalah penelitian itu dapat dihipotesiskan andai kata diuji nanti ?
- lalu, apakah persoalan penelitian mempunyai asal data yang kentara andai kata diteliti ?
- Selanjutnya apakah persoalan itu bisa diukur sehingga dapat didesain indera ukur yang kentara ?
2. Pertimbangan Subjektif
merupakan pertimbangan berkisar wacana kredibilitas (calon) peneliti terhadap apa yg akan ditelitinya. karena itu suatu masalah dipertanyakan:
- Pertama, apakah persoalan itu sahih-benar sinkron dengan minat peneliti atau tidak ?
- kedua, keahlian dan disiplin ilmu peneliti berkesesuaian menggunakan problem tersebut atau tidak ?
- Ketiga, peneliti mempunyai kemampuan dominasi teoritik yang memadai atau tidak tentang duduk perkara tersebut ?
- Keempat, relatif poly atau tidak hasil-hasil penelitian sebelumnya ihwal duduk perkara tadi ?
- Kelima, apakah cukup saat bila penelitian terhadap problem tadi dilakukan ?
- Keenam, apakah biaya pendukung untuk meneliti masalah tersebut bisa disediakan oleh peneliti atau tak ?
- ketujuh, apakah alasan-alasan politik dan situasional warga (pemerintah) menyambut baik masalah tersebut atau tidak bila penelitian dilakukan.
mirip juga di pertimbangan objektif, maka apabila pertanyaan-pertanyaan subjektif ini sudah dijawab menggunakan baik. Maka itu berarti secara subjektif suatu duduk perkara dapat dipilih menjadi masalah penelitian. di suatu persiapan penelitian, apabila 2 pertimbangan di atas objektif, dan subjektif sudah terjawab dengan baik. dengan demikian peneliti atau calon peneliti sudah mempunyai alasan serta pertimbangan yang kentara buat menentukan atau menolak masalah tersebut. jika jawaban terhadap 2 pertimbangan itu cenderung ke arah positif. Maka sesungguhnya persoalan penelitian itu telah dapat diterima. Kecuali, bila jawaban terhadap ke 2 pertimbangan itu mengarah ke arah negatif. Alhasil sudah seharusnya masalah itu pada pertimbangkan buat tidak dipilih buat diteliti.
Asal Topik dan dilema Penelitian, dan Kesulitan yang Dihadapi
Sama saja menggunakan penelitian kuantitatif. Bahwa duduk perkara penelitian kualitatif bisa dihasilkan asal berbagai sumber. bila suatu penelitian itu bukan penelitian pesanan. Alhasil topik atau problem selalu dihadapkan menggunakan masalah eksplorasi terhadap sumber topik atau problem penelitian. Eksplorasi terhadap asal-sumber wangsit. Memungkinkan peneliti atau calon peneliti memperoleh gagasan yang segar ihwal topik serta dilema penelitian.
Sebenarnya sumber topik dan persoalan penelitian kualitatif bertebaran dimana-mana. Terutama pada lingkungan peneliti sendiri. Eksplorasi terhadap asal topik dan persoalan penelitian ini dapat dilakukan dengan aneka macam cara.
Semakin poly orang membaca lingkungannya, semakin poly serta simpel jua dia menemukan topik-topik penelitian. Lingkungan sebenarnya memberi peluang yang amat sangat luas bagi kegiatan eksplorasi ini. Selain itu, lingkungan artinya asal aspurasi manusia buat berkarya. kemudian dari lingkungan juga seseorang menemukan dirinya.
Secara awam, pada penelitian kualitatif. Kemampuan peneliti buat menulus menjadi problem primer pada penelitian. Peneliti kualitatif bukan dilema riset semata. namun yg terpenting merupakan bagaimana peneliti membangun sebuah tulisan. dengan kata lain, sebuah laporan penelitian yang menarik buat dibaca orang lain. Jadi, penelitian dan kemampuan menulis artinya dua sisi yg tidak terpisahkan dalam penelitian kualitatif.